Selasa, 08 Juli 2014

BAB 1 : Konservasi Arsitekur Museum Fatahillah


BAB I
PENDAHULUAN

1.1              LATAR BELAKANG
Konservasi merupakan hal penting dalam pelestarian sebuah bangunan, baik itu bangunan pariwisata, kebudayaan ataupun bersejarah. Konservasi diperlukan untuk menjaga kelestarian bangunan khas dan dapat dipertahankan dalam jangka panjang (sustainable).
Museum Fatahillah yang juga dikenal sebagai Museum Sejarah Jakarta atau Museum Batavia adalah sebuah museum yang terletak di Jalan Taman Fatahillah No. 2, Jakarta Barat dengan luas lebih dari 1.300 meter persegi.
Gedung ini dulu adalah sebuah Balai Kota (bahasa Belanda: Stadhuis) yang dibangun pada tahun 1707-1710 atas perintah Gubernur Jendral Johan van Hoorn. Bangunan itu menyerupai Istana Dam di Amsterdam, terdiri atas bangunan utama dengan dua sayap di bagian timur dan barat serta bangunan sanding yang digunakan sebagai kantor, ruang pengadilan, dan ruang-ruang bawah tanah yang dipakai sebagai penjara. Dan padatanggal 30 Maret 1974, gedung ini kemudian diresmikan sebagai Museum Fatahillah.
Gedung Museum Sejarah Jakarta mulai dibangun pada tahun 1620 oleh Gubernur Jendral Jan Pieterszoon Coen sebagai gedung balai kota kedua pada tahun 1626 (balai kota pertama dibangun pada tahun 1620 di dekat Kalibesar Timur). Menurut catatan sejarah, gedung ini hanya bertingkat satu dan pembangunan tingkat kedua dilakukan kemudian. Tahun 1648 kondisi gedung sangat buruk. Tanah Jakarta yang sangat labil dan beratnya gedung menyebabkan bangunan ini turun dari permukaan tanah. Solusi mudah yang dilakukan oleh pemerintah Belanda adalah tidak mengubah pondasi yang sudah ada, tetapi menaikkan lantai sekitar 2 kaki (56 cm). Menurut suatu laporan 5 buah sel yang berada di bawah gedung dibangun pada tahun 1649. Tahun 1665 gedung utama diperlebar dengan menambah masing-masing satu ruangan di bagian Barat dan Timur. Setelah itu beberapa perbaikan dan perubahan di gedung stadhuis dan penjara-penjaranya terus dilakukan hingga menjadi bentuk yang kita lihat sekarang ini.

Selain digunakan sebagai stadhuis, gedung ini juga digunakan sebagai ‘’Raad van Justitie'’ (dewan pengadilan). Pada tahun 1925-1942, gedung ini dimanfaatkan sebagai Kantor Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan pada tahun 1942-1945 dipakai untuk kantor pengumpulan logistik Dai Nippon. Tahun 1952 gedung ini menjadi markas Komando Militer Kota (KMK) I, lalu diubah kembali menjadi KODIM 0503 Jakarta Barat. Tahun 1968, gedung ini diserahkan kepada Pemda DKI Jakarta, lalu diresmikan menjadi Museum Sejarah Jakarta pada tanggal 30 Maret 1974.
Seperti umumnya di Eropa, gedung balaikota dilengkapi dengan lapangan yang dinamakan ‘’stadhuisplein'’. Menurut sebuah lukisan uang dibuat oleh pegawai VOC ‘'’Johannes Rach”’ yang berasal dari ‘'’Denmark”’, di tengah lapangan tersebut terdapat sebuah air mancur yang merupakan satu-satunya sumber air bagi masyarakat setempat. Air itu berasal dari Pancoran Glodok yang dihubungkan dengan pipa menuju stadhuiplein. Pada tahun 1972, diadakan penggalian terhadap lapangan tersebut dan ditemukan pondasi air mancur lengkap dengan pipa-pipanya. Maka dengan bukti sejarah itu dapat dibangun kembali sesuai gambar Johannes Rach, lalu terciptalah air mancur di tengah Taman Fatahillah.
 
Bersejarahnya Museum Fatahillah dapat dilestarikan, oleh karena itu penulisan ini dibuat, agar keiconican bangunan belanda ini dapat dikonservasikan.

1.2              RUMUSAN MASALAH
Bagaimanakah penanganan tepat dan langkah yang baik untuk pelestarian museum bersejarah?

1.3              TUJUAN
Mendapatkan tips penganganan yang tepat agar museum bersejarah dapat dijadikan ikon pariwisata kota.

1.4              SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I             PENDAHULUAN, yang meliputi:
  1. Latar belakang masalah, menguraikan mengapa penulis sampai pada pemilihan topik permasalahan yang besangkutan.
  2. Perumusan masalah, memberikan batasan masalah yang jelas bagian mana dan persoalan yang dikaji dan bagian mana yang tidak.
  3. Tujuan, menggambarkan manfaat dan hasil-hasil yang diharapkan dan penelitian ini dengan memberikan jawaban terhadap masalah yang diteliti.
  4. Sistematika pembahasan / penulisan, memberikan gambaran umum dari bab ke bab
BAB II            TINJAUAN PUSTAKA, yang meliputi:
Menguraikan landasan teori-teori yang menunjang dalam pembahasan penelitian dan dapat dipergunakan dalam menyelesaikan permasalahan yang diangkat. Berisi tindakan pelestarian yang sesuai untuk bangunan museum bersejarah.
BAB III          GAMBARAN KAWASAN DAN BANGUNAN MUSEUM BERSEJARAH
Berisi kondisi eksisting kawasan dan bangunan berikut ulasan arsitekturalnya : kategori lingkungan, langgam fasade, elemen arsitektural yang khas, dan material yang digunakan.
BAB IV          USULAN PENANGANAN PELESTARIAN, yang meliputi:
Kesimpulan, usulan langkah, saran penanganan pelestarian bangunan bersejarah.

1 komentar:

  1. Lucky Club Casino Site - Lucky Club Casino Review 2021
    Lucky Club Casino is a great casino for US players. With over 400 of the latest slots and live table games, Lucky Club offers you a secure luckyclub.live and

    BalasHapus