BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Konservasi merupakan hal penting
dalam pelestarian sebuah bangunan, baik itu bangunan pariwisata, kebudayaan
ataupun bersejarah. Konservasi diperlukan untuk menjaga kelestarian bangunan
khas dan dapat dipertahankan dalam jangka panjang (sustainable).
Museum
Fatahillah yang juga
dikenal sebagai Museum Sejarah Jakarta atau Museum Batavia adalah sebuah museum
yang terletak di Jalan Taman Fatahillah No. 2, Jakarta Barat dengan luas lebih
dari 1.300 meter persegi.
Gedung ini dulu adalah sebuah Balai
Kota (bahasa Belanda: Stadhuis) yang dibangun pada tahun 1707-1710 atas
perintah Gubernur Jendral Johan van Hoorn. Bangunan itu menyerupai Istana Dam
di Amsterdam, terdiri atas bangunan utama dengan dua sayap di bagian timur dan
barat serta bangunan sanding yang digunakan sebagai kantor, ruang pengadilan,
dan ruang-ruang bawah tanah yang dipakai sebagai penjara. Dan padatanggal 30
Maret 1974, gedung ini kemudian diresmikan sebagai Museum Fatahillah.
Gedung Museum Sejarah Jakarta mulai
dibangun pada tahun 1620 oleh Gubernur Jendral Jan Pieterszoon Coen sebagai
gedung balai kota kedua pada tahun 1626 (balai kota pertama dibangun pada tahun
1620 di dekat Kalibesar Timur). Menurut catatan sejarah, gedung ini hanya bertingkat
satu dan pembangunan tingkat kedua dilakukan kemudian. Tahun 1648 kondisi
gedung sangat buruk. Tanah Jakarta yang sangat labil dan beratnya gedung
menyebabkan bangunan ini turun dari permukaan tanah. Solusi mudah yang
dilakukan oleh pemerintah Belanda adalah tidak mengubah pondasi yang sudah ada,
tetapi menaikkan lantai sekitar 2 kaki (56 cm). Menurut suatu laporan 5 buah
sel yang berada di bawah gedung dibangun pada tahun 1649. Tahun 1665 gedung
utama diperlebar dengan menambah masing-masing satu ruangan di bagian Barat dan
Timur. Setelah itu beberapa perbaikan dan perubahan di gedung stadhuis dan
penjara-penjaranya terus dilakukan hingga menjadi bentuk yang kita lihat
sekarang ini.
Selain digunakan sebagai stadhuis, gedung ini juga digunakan sebagai ‘’Raad van Justitie'’ (dewan pengadilan). Pada tahun 1925-1942, gedung ini dimanfaatkan sebagai Kantor Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan pada tahun 1942-1945 dipakai untuk kantor pengumpulan logistik Dai Nippon. Tahun 1952 gedung ini menjadi markas Komando Militer Kota (KMK) I, lalu diubah kembali menjadi KODIM 0503 Jakarta Barat. Tahun 1968, gedung ini diserahkan kepada Pemda DKI Jakarta, lalu diresmikan menjadi Museum Sejarah Jakarta pada tanggal 30 Maret 1974.
Seperti umumnya di Eropa, gedung balaikota dilengkapi dengan lapangan yang dinamakan ‘’stadhuisplein'’. Menurut sebuah lukisan uang dibuat oleh pegawai VOC ‘'’Johannes Rach”’ yang berasal dari ‘'’Denmark”’, di tengah lapangan tersebut terdapat sebuah air mancur yang merupakan satu-satunya sumber air bagi masyarakat setempat. Air itu berasal dari Pancoran Glodok yang dihubungkan dengan pipa menuju stadhuiplein. Pada tahun 1972, diadakan penggalian terhadap lapangan tersebut dan ditemukan pondasi air mancur lengkap dengan pipa-pipanya. Maka dengan bukti sejarah itu dapat dibangun kembali sesuai gambar Johannes Rach, lalu terciptalah air mancur di tengah Taman Fatahillah.
Selain digunakan sebagai stadhuis, gedung ini juga digunakan sebagai ‘’Raad van Justitie'’ (dewan pengadilan). Pada tahun 1925-1942, gedung ini dimanfaatkan sebagai Kantor Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan pada tahun 1942-1945 dipakai untuk kantor pengumpulan logistik Dai Nippon. Tahun 1952 gedung ini menjadi markas Komando Militer Kota (KMK) I, lalu diubah kembali menjadi KODIM 0503 Jakarta Barat. Tahun 1968, gedung ini diserahkan kepada Pemda DKI Jakarta, lalu diresmikan menjadi Museum Sejarah Jakarta pada tanggal 30 Maret 1974.
Seperti umumnya di Eropa, gedung balaikota dilengkapi dengan lapangan yang dinamakan ‘’stadhuisplein'’. Menurut sebuah lukisan uang dibuat oleh pegawai VOC ‘'’Johannes Rach”’ yang berasal dari ‘'’Denmark”’, di tengah lapangan tersebut terdapat sebuah air mancur yang merupakan satu-satunya sumber air bagi masyarakat setempat. Air itu berasal dari Pancoran Glodok yang dihubungkan dengan pipa menuju stadhuiplein. Pada tahun 1972, diadakan penggalian terhadap lapangan tersebut dan ditemukan pondasi air mancur lengkap dengan pipa-pipanya. Maka dengan bukti sejarah itu dapat dibangun kembali sesuai gambar Johannes Rach, lalu terciptalah air mancur di tengah Taman Fatahillah.
Bersejarahnya Museum Fatahillah
dapat dilestarikan, oleh karena itu penulisan ini dibuat, agar keiconican bangunan belanda ini dapat
dikonservasikan.
1.2
RUMUSAN MASALAH
Bagaimanakah penanganan tepat dan langkah yang baik untuk
pelestarian museum bersejarah?
1.3
TUJUAN
Mendapatkan tips penganganan yang
tepat agar museum bersejarah dapat dijadikan ikon pariwisata kota.
1.4
SISTEMATIKA PENULISAN
BAB
I
PENDAHULUAN, yang meliputi:
- Latar belakang masalah, menguraikan mengapa penulis sampai pada pemilihan topik permasalahan yang besangkutan.
- Perumusan masalah, memberikan batasan masalah yang jelas bagian mana dan persoalan yang dikaji dan bagian mana yang tidak.
- Tujuan, menggambarkan manfaat dan hasil-hasil yang diharapkan dan penelitian ini dengan memberikan jawaban terhadap masalah yang diteliti.
- Sistematika pembahasan / penulisan, memberikan gambaran umum dari bab ke bab
BAB
II TINJAUAN
PUSTAKA, yang meliputi:
Menguraikan landasan teori-teori
yang menunjang dalam pembahasan penelitian dan dapat dipergunakan dalam menyelesaikan
permasalahan yang diangkat. Berisi tindakan pelestarian yang sesuai untuk bangunan
museum bersejarah.
BAB
III GAMBARAN KAWASAN DAN
BANGUNAN MUSEUM BERSEJARAH
Berisi kondisi eksisting kawasan dan
bangunan berikut ulasan arsitekturalnya : kategori lingkungan, langgam fasade,
elemen arsitektural yang khas, dan material yang digunakan.
BAB
IV USULAN PENANGANAN
PELESTARIAN, yang meliputi:
Kesimpulan, usulan langkah, saran
penanganan pelestarian bangunan bersejarah.
Lucky Club Casino Site - Lucky Club Casino Review 2021
BalasHapusLucky Club Casino is a great casino for US players. With over 400 of the latest slots and live table games, Lucky Club offers you a secure luckyclub.live and